Bagaimana
kabarmu saat ini? Pastinya bahagia, aku yakin itu. Karena dalam sujud-sujud
di akhir Sholatku, selalu kulangitkan namamu diantara bait bait doa,
doa kebahagaian untukmu.
Dengan penuh kecemasan aku ingin membuatkanmu sebuah puisi, puisi untuk ulang
tahunmu tentunya. Tapi aku selalu gagal merangkai kata demi kata yang
ada dalam pikiranku, entah dengan kata apa harus ku awali untuk
membuatkanmu sebuah puisi.
Aku
bukan anak Sastra sepertimu, yang mahir membuat sebuah puisi. Kamu juga
tahu, aku cuma paham alat alat bengkel dan dunia balap yang jarang
engkau akrabi dalam keseharianmu.
Setiap kali aku membuat puisi, yang ada dalam otakku cuma ada nama "kamu, kamu dan kamu".
Entah dengan cara apalagi agar aku bisa membuat sebuah puisi, saat kau membacanya merasa bahagia. Aku ingin kau bahagia lebih lama dari selamanya.
Aku
ingin engkau bahagia, bahagia dengan caramu. Kebahagiaanmu ialah yang
harus aku syukuri dalam hidupku, sedang kesedihanmu ialah yang harus aku
rawat. Merawat dengan penuh ketabahan.
Maaf. Maaf, aku telah lancang mencoba memasukanmu dalam puisiku, puisi yang masih absurd, penempatan metafora yang tidak pas.
Sepasang
lenganku, tak pernah mampu untuk memelukmu akan terus menengadahkan
jemari, memelukmu dengan Doa, yang lebih hangat dari sebuah pelukan. Dan sepasang jemarimu yang melipat dengan salibmu, tentunya. Juga mendoakan kebahagianmu sendiri.
Kamu
yang telah memberiku warna dalam kehidupanmu, sejak tangga 17 stember
2012 yang lalu, hingga detik ini. Dan kini tanggal 8 Desember 2012, kamu
tengah merayakan hari kali pertama menangis, tak ada kue tart, bunga mawar
putih, atau kado mahal lainnya dariku. Sebab, aku juga anak kost yang
serba terbatas. Sebenarnya aku sudah membuatkanmu sebuah kue, yang mau aku tunjukan padamu. Tapi alam berkehendak lain, saat aku pulang dari kost aku terjatuh dari motor karena jalan licin, hujan, dan kue itu hancur!!
Ini aku tulis pukul 22:45 wib, beberapa menit sebelum ulang tahunmu. Aku menempuh sekitar jarak 30km untuk mencari koneksi internet, kebetulan disini gerimis dan listrik padam.
"Selamat Ulang Tahun Dwitasari, bidadari kecilku yang Tuhan kirim untukku, bidadari yang selalu menorehkan kebahagian dan menjatuhkan airmataku. Semoga di umur yang sekarang kamu makin baik, baik dan lebih baik dalam hal apapun. Doaku untuk kebahagianmu.."
Aku tidak pernah menyesal mengenalmu, aku bahagia menulisaknmu dalam puisiku. meskipun (mungkin) kelak akan ada kepedihan yang mendalam, yang kau beri untukku. Tapi aku bahagia.
Kamu sosok wanita pertama yang mampu membuat airmataku jatuh berkali kali, mungkin ia bosan karena lama terlalu aku kulum dalam senyum palsu.
Jumat, 07 Desember 2012
Minggu, 28 Oktober 2012
SEKEJAP
Dear
kamu, Gadis berjilbab di pojok kantin kampus...
Suasana begitu ramai ketika memasuki jam
istirahat makan siang. Semua sibuk mengambil makanan di etalase yang menggoda
perut, sepertinya aku terlambat datang hingga tak ada lagi tempat duduk yang kosong.
Dengan wajah lelah karena cuaca yang
cukup panas untuk membakar kulit langsatku. Kedua bola mataku sibuk memandangi
kesana kemari mencari bangku yang kosong. Hingga mataku teruju pada bangku
ksosng di pojok kantin, dengan tubuh yang letih aku berjalan menghampiri dengan
membawa sebotol soft drink. Saat itu juga aku dan sesosok Gadis berjilbab yang
hendak duduk di meja yang sama, suasana terasa begitu hening saat senyumnya
menyapaku... Dan tak lama setelah termangu terucap kata: “boleh gabung disini?”
dan ia menjawab “iya, silahkan duduk saja”.
Mulutku begitu kelu, saat aku
benar-benar duduk disampingnya, seseorang yang belum pernah aku kenal
sebelumnya. Kamu sibuk memandangi ponselmu, seperti tengah menunggu kabar dari
seseorang. Aku sesekali memandangmu diam-diam tanpa sepengetahuanmu, dengan
polahku yang semakin aneh dengan terus menggengam botol soft drink. Aku masih
ingat saat kamu membenarkan jilbabmu yang tak lagi beraturan di wajah ayumu.
Hai nama kamu siapa?
“aku Amel” jawabnya dengan lirih,
“aku Amel” jawabnya dengan lirih,
Kalau nama kamu? Begitu yang terucap
dari mulutnya,
“aku Zaky” jawabku dengan nada yang terbata-bata.
“aku Zaky” jawabku dengan nada yang terbata-bata.
Seperti perkenalan pada umumnya kami mengobrol tentang mahsiswa baru, ya ternyata ia mahasiswa baru fakultas Sastra Indonesia dan bahasa Daerah. Setelah perkenalan itu aku terhanyut, tak ada lagi kosakata yang keluar dari mulutku, aku hanya terus diam-diam memperhatikannya, apalagi dengan senyuman nya yang teramat manis, bagiku.
Seminggu tak bertemu, mulai tumbuh rasa rindu. Ahh, senyum sederhana yang kau toreh serupa rindu, rindu yang kerap kali lebih runcing dari jemari waktu; sepi.
“Kamu mau makan siang bareng aku? Ada
ayam goreng di depan kampus yang menggoda lidah”, begitulah aku mengajaknya.
Dan ia menjawab “boleh, kebetulan aku
belum makan siang, tapi aku ingin makan mie ayam SP di pusat kota”.
Akhirnya aku dan dia pergi ke kedai mie
ayam yang ia mau, suasana yang begitu panas dengan bising mesin, debu-debu
jalanan yang liar. Sepertinya mulutku kembali kelu saat menatap wajahnya, aku
tidak tahu harus mengawalinya dengan kalimat apa ketika hendak mengajaknya
mengobrol, karena aku lebih senang memandang parasnya yang ayu, matanya yang
tedup, ahh sepertinya aku mulai menyukaimu.
Aku masih ingat saat kamu mengambilkan segelas
minuman untukku, dengan raut wajah yang malu. Membuatku tak bisa berhenti memikirkanmu. Enth kapan aku dan kamu di pertemukan lagi oleh waktu.
"Sampaikan maafku buat Pria yang ada di contact profil BBM kamu, maaf krena aku menyanyangimu"
(Di tulis sebulan yang lalu)
(Di tulis sebulan yang lalu)
Rabu, 27 Juni 2012
Senin, 04 Juni 2012
SAJAK CINTA DAN KENANGAN ( @Bemz_Q )
Berikut ialah kicau @Bemz_Q dari tanggal 1 juni sampai 3 juni 2012
Ada dua kesibukan dalam hidupku; mencintaimu, dan mendoakan kebahagiaanmu...
Cintai aku biasa-biasa saja, dengan cinta yang mampu dipahami airmata dan doa...
Ada hal-hal yang harus kulupakan dalam hidupku, tapi tidak untuk melupakanmu...
Saat engkau merasa tahu segalanya tentang cinta, saat itulah sebenarnya engkau tidak tahu apa-apa
Langganan:
Postingan (Atom)