Minggu, 28 Oktober 2012

SEKEJAP


Dear kamu, Gadis berjilbab di pojok kantin kampus...

Suasana begitu ramai ketika memasuki jam istirahat makan siang. Semua sibuk mengambil makanan di etalase yang menggoda perut, sepertinya aku terlambat datang hingga tak ada lagi tempat duduk yang kosong.
Dengan wajah lelah karena cuaca yang cukup panas untuk membakar kulit langsatku. Kedua bola mataku sibuk memandangi kesana kemari mencari bangku yang kosong. Hingga mataku teruju pada bangku ksosng di pojok kantin, dengan tubuh yang letih aku berjalan menghampiri dengan membawa sebotol soft drink. Saat itu juga aku dan sesosok Gadis berjilbab yang hendak duduk di meja yang sama, suasana terasa begitu hening saat senyumnya menyapaku... Dan tak lama setelah termangu terucap kata: “boleh gabung disini?” dan ia menjawab “iya, silahkan duduk saja”.
Mulutku begitu kelu, saat aku benar-benar duduk disampingnya, seseorang yang belum pernah aku kenal sebelumnya. Kamu sibuk memandangi ponselmu, seperti tengah menunggu kabar dari seseorang. Aku sesekali memandangmu diam-diam tanpa sepengetahuanmu, dengan polahku yang semakin aneh dengan terus menggengam botol soft drink. Aku masih ingat saat kamu membenarkan jilbabmu yang tak lagi beraturan di wajah ayumu. 
Hai nama kamu siapa? 
“aku Amel” jawabnya dengan lirih,
Kalau nama kamu? Begitu yang terucap dari mulutnya, 
“aku Zaky” jawabku dengan nada yang terbata-bata.

Seperti perkenalan pada umumnya kami mengobrol tentang mahsiswa baru, ya ternyata ia mahasiswa baru fakultas Sastra Indonesia dan bahasa Daerah. Setelah perkenalan itu aku terhanyut, tak ada lagi kosakata yang keluar dari mulutku, aku hanya terus diam-diam memperhatikannya, apalagi dengan senyuman nya yang teramat manis, bagiku.

Seminggu tak bertemu, mulai tumbuh rasa rindu. Ahh, senyum sederhana yang kau toreh serupa rindu, rindu yang kerap kali lebih runcing dari jemari waktu; sepi.
“Kamu mau makan siang bareng aku? Ada ayam goreng di depan kampus yang menggoda lidah”, begitulah aku mengajaknya.
Dan ia menjawab “boleh, kebetulan aku belum makan siang, tapi aku ingin makan mie ayam SP di pusat kota”.
Akhirnya aku dan dia pergi ke kedai mie ayam yang ia mau, suasana yang begitu panas dengan bising mesin, debu-debu jalanan yang liar. Sepertinya mulutku kembali kelu saat menatap wajahnya, aku tidak tahu harus mengawalinya dengan kalimat apa ketika hendak mengajaknya mengobrol, karena aku lebih senang memandang parasnya yang ayu, matanya yang tedup, ahh sepertinya aku mulai menyukaimu.
Aku masih ingat saat kamu mengambilkan segelas minuman untukku, dengan raut wajah yang malu. Membuatku tak bisa berhenti memikirkanmu. Enth kapan aku dan kamu di pertemukan lagi oleh waktu.

"Sampaikan maafku buat Pria yang ada di contact profil BBM kamu, maaf krena aku menyanyangimu" 

(Di tulis sebulan yang lalu)